Saturday, July 15, 2017

Selingkuh Dengan SPG Cantik Swayalan

Advertisement
advertisement

Selingkuh Dengan SPG Cantik Swayalan
Cerita Sex SPG - kisah panas dengan spg cantik yang menggoda nafsu birahiku begitu memuaskan hasrat seks yang selalu menggebu untuk di salurkan. Silahkan menikmati.

Cerita Ngentot Karyawan SPG Cantik

Di pagi yang cerah ini kami akan membagikan sebuah cerita sex tentang hubungan seorang karyawan di salah satu swalayan yang berhasil merenggut keperawanan seorang SPG yang cantik. Namanya Dani, dia beruntuk sekali bisa merenggut keperawanan seorang SPG walaupun dia hanya seorang karyawan.

Perkenalkan, namaku Dani. Aku pernah bekerja di salah satu swalayan terkemuka di kota M selama lebih kurang 7 tahun. Awal-nya penempatan aku hanya di bagian penerimaan barang, hanya karyawan biasa. Dari sana kemudian beranjak ke posisi yg lebih lumayan. Nah, sekitar setengah tahun di bagian penerimaan barang, aku dipindahkan ke lapangan, dalam arti di tempatkan di toko. Disinilah awal perjalanan cinta-ku dengan mahkluk yang namanya SPG.

Terus terang aku sangat menyukai posisi ini berhubung setiap harinya aku bisa menikmati setiap kecantikan SPG yg bertugas di swalayan ini. Singkat cerita, dari sekian banyaknya SPG yang bertugas, aku sangat tertarik dgn SPG produk susu, namanya Yuni. Yuni berwajah bukan hanya cantik, tapi body-nya juga yahud banget. Umurnya baru 19 tahun. Dengan tinggi 165, bra 34B, ditambah dengan jenjang kakinya yang putih mulus banget, maka komplit lah sudah Yuni yang perfect banget menurut versi-ku.

Aku mencoba mendekatkan diri dengan-nya, setiap hari selalu aja rapat hingga kedekatan kami semakin nyata. Tapi berhubung lokasinya di swalayan, aku juga harus menjaga image agar hal ini tidak sampai ke telinga atasanku. Sering pada jam makan aku memberinya cemilan ato makanan tambahan, dari sikapku itulah, timbul rasa simpati Yuni terhadapku.

Jumat sore itu, ku dekatin Yuni seraya berkata ”Yun, pulang nanti ku antar ya….” Dan Yuni pun mengganguk setuju. Bayangkan, rasanya sudah ga sabaran menanti jam pulang kerja karena di otak-ku sudah tersusun beberapa rencana mantap, he..he… Gak tau kenapa belakangan ini selalu membayangkan mulusnya tubuh Yuni, ga tahan pengen bngt menikmatinya.

Jam yg ditunggu pun akhirnya tiba, bergegas aku turun ke basement bawah mengambil motor kesayanganku. Kutunggu Yuni di pinggir jalan pas pintu keluar dari mall. Ga lama ku liat Yuni keluar bareng teman-nya 3 orang, dan begitu melihatku, dia pamitan duluan ama temennya di barengi canda teman-temannya yang usilin Yuni. Kuberikan helm dan Yuni segera melompat duduk di sadel belakang sambil berpegangan pinggangku. “Yun, kita langsung pulang ato mau jalan2 dulu sambil cari makan?” kataku kenceng. Itu sih hanya pura-puraku saja, padahal udah banyak rencana di otakku ini, hehhee. Ternyata jawaban Yuni bertepatan dengan keinginanku. ”Kita jalan2 aja dulu baru ntar malam-an makannya ya”. Aroma wangi di tubuhnya serasa menimbulkan nafsuku, sehingga kupacu motor-ku semakin kencang. Yuni memeluk pinggangku sehingga menempellah buah dadanya yang kenceng padat di belakang punggungku. Celanaku makin sesak.

Sengaja aku membawanya jalan ke pinggiran kota, biar segala rencanaku rampung. Setelah puas keliling, akhirnya sampailah kami di rumah makan yang bernuansa klasik dimana rumah makan tersebut mempunyai alun2 seperti pondok pribadi, jadi apa yang akan kulakuin nanti lebih privacy dan tertutup dari pandangan orang karena pondoknya memang bersekat.

“Kamu pesan apa Yun?” kataku mesra. “Yuni pesan pecel lele aja bang”. Aku pun segera memesan pada pelayannya. Apa aja yang mau ditambah, kutambahkan aja sayuran laen biar banyakan, karena setelah makan nanti, aku juga mau makan lagi, tapi tentu makan menu yang ISTIMEWA nantinya, ha..ha… Karena sudah laper banget, kami makan dengan lahapnya sambil sekali kali kusuap nasi ke mulut Yuni. Awal-nya dia keliatan malu, tapi akhirnya dia tertawa geli.

Selesai makan kami duduk ngobrol dan perlahan tapi pasti arah bicaraku memancing ke arah sex sambil tanganku merangkulnya. Perlahan kucium bibirnya, hmmm, lidahku menjelajah ke dalam dan melilit lidahnya. Yuni membalas dengan panasnya, sehingga penisku makin mencuat rasanya, akhhh, Yuni mendesis nikmat. Semakin kuberanikan diri dengan memasukkan tanganku ke dalam bilik baju seragam-nya dan kuraba payudaranya yang padat sekal. Yuni merintih nikmat merasakan belaianku pada payudaranya. Kusingkapkan BH-nya dan perlahan memelintir putingnya, ssshh… Yuni makin merintih. Aku semakin ga tahan. Ku keluarkan penisku yang sudah mengacung tegak dengan diameter 4cm panjang sekitar 17cm. Yuni terkejut sekali ketika melihat penisku yang mengacung tegak itu.

“Ihh, gede banget punya abang, takut Yuni bang. Yuni blm pernah liat yang besar banget bang” kata Yuni.
“Gak apa apa kok, Yun. Biasa aja lagi hehehe.” Aku menjawab sekenanya.

Kembali kurangsang Yuni dengan ciumanku, perlahan ke telinga dan turun ke leher. Ku kecup pelan penuh perasaan dan Yuni semakin mendesah. “akhhh.. bang… sstttttt, ouugghh….” Yuni semakin gak tahan. Perlahan kuraba pahanya yang terbuka dan segera jariku mendarat di ujung selangkanganya. CD-nya masih belum kuturunkan, cuma jariku hanya mengesek belahan vagina-nya. Yuni mendesis lirih membuat aku semakin bergairah. Ada lendir basah mengalir merembes keluar. Yuni semakin ga tahan sehingga tangannya menggengam penisku dan mengocok-ngocoknya.

Tiba-tiba kuhentikan serangan ku sehingga membuat Yuni terpana heran, nafsunya yg udah di ubun-ubun terhenti seketika.
“Ada apa bang?” Tanya Yuni memelas.
“Sebentar ya say, jangan disini, bahaya, hehehe..” Jawabku.

Yuni baru tersadar kalo kami masih di pondok rumah makan.
“kita pulang aja ya bang, Yuni takut kemalaman dan jujur Yuni belum pernah melakukan yang seperti tadi. Yuni takut bang.” Pinta Yuni.
“Ok dech, kita pulang aja ya say.” kataku membisik di telinganya.

Dalam hati aku merasa tanggung dan ku teruskan rencanaku. Kami merapikan pakaian kami masing-masing dan berjalan keluar. Setelah menghidupkan motor-ku, kami melanjutkan perjalanan pulang, dan jam sudah menunjukkan pukul 21,20. Di tengah perjalanan,aku berpura-pura sakit perut. “Aduh say, sakit banget perutku habis makan tadi, aduh, ini sepertinya ga bisa lagi bawa motor”. Yuni kebingungan melihat sikapku yang menahan sakit. “Kita cari tempat istirahat bentar ya say, abang ga tahan lagi sakit banget perutnya” Yuni berkata, ”Iyaa, udah bang kita cari tempat istirahat dulu, ntar kalau sakitnya ilang, baru jalan lagi.” Aku bersorak girang dalam hati siasatku berhasil ternyata. Ku pacu motorku ke arah motel yang ga jauh lagi lokasinya dan segera mengambil kamar. “Kita istirahat sebentar ya say, gapapa, jangan kuatir, ntar ga sakit lagi kita segera jalan ya say..” Yuni hanya menganguk pelan karena khawatir dengan sakit ku.

Di dlm kamar aku segera merebahkan badan di tempat tidur sambil berpura-pura merintih memegang perutku, dan Yuni semakin kuatir aja rasanya meliahat keadaanku. Kupanggil Yuni mendekat dan kuminta dia mengelus elus perutku supaya agak reda sakitnya dan Yuni menurutinya. Enak banget pijitan Yuni, sehingga mataku merem melek jadinya.

Tiba-tiba aku bangkit dan merangkul Yuni. Yuni terkejut sekali dan langsung ku dekap tubuhnya sambil ku cium bibirnya. Yuni gelagapan sambil membalas ciumanku dan perlahan kembali kurangsang dan kucumbu Yuni habis-habisan. Kubuka kancing baju Yuni bagian atas dan kubelai dadanya segera. Ku cium perlahan putingnya dan sekali sekali kusedot. Sshhh…. Yuni mendesah nikmat. Tanpa sadar kubuka seluruh pakaianya dan CD-nya sambil trs ku jilat lembut dadanya. Ku buka lebar kakinya mengangkang dan pelan-pelan ku elus lembut. Memeknya udah basah banget, licin lagi. Aku berkata kepadanya kalau aku suka bau memeknya Yuni. Yuni hanya tersenyum lirih.

Perlahan tapi pasti aku pun mengeluarkan Penis ku yang lumayan besar, den menyodor ke arah mulut nya. Dia malu-malu tapi mau menghisap penisku, dengan nikmat yang tak terhingga aku pun mengatakan kepadanya kamu sangat luar biasa Yuni.. aahhh…. Sudah puas dengan kuluman bibir nya, aku pun beranjak bangun dan meraih tas kecil yang aku bawa. Ku keluarkan beberapa bungkus kondom berwarna hitam yang memang sudah aku persiapkan untuk situasi seperti ini. Sengaja aku beli banyak dan yang katanya bisa bikin tahan lama, karena aku ingin menikmati tubuh Yuni sampai pagi.

Selesai memasang kondom, aku kembali mengelus memek nya yang begitu putih mulus dengan bulu yang jarang-jarang dan perlahan aku masukan penisku ke memeknya. “Aaahh sakit banggggg, pelann pelannn….” Teriak Yuni lirih. Dengan penuh kasihan, aku pun menggoyangkannya pelan. Sudah masuk separuh penisku ke dalam memek Yuni. Raut wajah Yuni mulai berubah dari menahan sakit jadi menahan enak di selangkangannya. Aku pun dengan gairah yang sangat besar mulai menggoyangkan kembali penisku ke dalam memek Yuni. “Aahhhh, aaaahhh enak banggggg…. Aahhhhh terus banggg…. terusss…..” Racau Yuni. Sambil menggoyangkan penis, aku pun menyibukan diri mengulum dan menghisap habis toket Yuni yang menggoda. Aku gigit gigit kecil putingnya sambil tanganku meremas toket yang sebelahnya. Yuni semakin menjadi-jadi. Dijambaknya rambutku dengan kencang. “Aaahh, bang Daniiiii. Enaaaaakkkkk…..” Keringat bercucuran di badan Yuni. Terlihat ia begitu menikmati goyangan penis aku di memeknya. Aku pun semakin cepat menggenjot memek Yuni yang terasa begitu enaknya. “Bang, Yuni mau pipis bangggg….” Rintih Yuni. “Pipisin aja, say. Gapapa kokkk…” balas ku. Terlihat tubuh Yuni mengejang, matanya terbelak dengan mulut yang menganga menahan rintihan. “Yuni keluar, bangggg…. Enakkk bangggg!” Teriak Yuni sambil menarik tubuhku agar penisku masuk semakin dalam ke memeknya yang berkedut kencang itu.

Nafas Yuni tampak tersengal-sengal. “Bang, itu tadi apa bang? Kok enak banget bang?” Tanya Yuni dengan lemas. “Itu namanya orgasme, say. Enak kan?” Tanya ku. “Mau lagi gak?” Yuni mengangguk pelan. Tapi kali ini Yuni langsung bangkit dari tidurnya. Ia mendorong aku supaya tidur di kasur. Entah setan apa yang merasukinya, Yuni yang polos mendadak jadi liar. Yuni duduk diatas penis ku dan mengarahkan penis ku kedalam memeknya. Blesssss, begitu penisku masuk seluruhnya ke dalam memek Yuni, Yuni terbelak dan langsung menaik turunkan pinggulnya supaya penisku dengan leluasa keluar masuk memeknya yang enak itu. “Uhhhh puasin Yuni, banggg, puasin Yuniiii. Yunii sukaaaa…..” Teriak Yuni. Aku pun menikmati setiap desahan dan genjotan memeknya di penisku. Sampai 10 menit Yuni menggenjot dan ternyata Yuni akan segera mendapatkan orgasme lagi. “Bang, Yunii keluar lagi banggggggg…. Arrggggghh mppphh sssshhhh… aaaaaaaaaarggggg” Ceracau Yuni. Seketika Yuni menggelinjang, tubuhnya yang bercucuran keringat langsung jatuh lemas diatas pelukanku. Sayangnya aku belum mau keluar juga. Kemungkinan keinginan aku menikmati Yuni sampai pagi bisa tercapai kalau begini hehehe.

Aku mengambil alih lagi posisi diatas. Yuni yang sudah tidak sanggup berkata dan berbuat apa-apa tidak lagi aku pedulikan. Sejurus cepat aku masukan kontolku ke dalam memek Yuni lagi. Ku genjot dengan cepat supaya aku bisa keluar.
“Aaaahhh, banggg, lemes bangggg…” Rintih Yuni memelas.

Aku tidak peduli, aku hanya memikirkan bagaimana caranya agar penis ini bisa mencapai klimaksnya. Aku genjot terus memek Yuni yang berkedut semakin cepat. Begitu enak rasanya desakan memek Yuni pada penisku yang keluar masuk didalamnya. Akhirnya, aku merasakan gelombang dorongan dari dalam penis yang memaksa keluar. Semakin mendekat, dengan cepat aku cabut penis dan kondom yang terpasang. Langsung aku arahkan penisku ke wajah Yuni, dan crottt crottt aaargghhhhh. Lima semprotan sperma dalam jumlah banyak memenuhi wajah dan mulut Yuni yang terbuka karena menahan nikmat dari orgasme sebelumnya. Yuni kaget begitu menerima spermaku yang banyak di wajah dan mulutnya. Tapi, bukannya marah, Yuni malah menjilat semua sperma dan menelannya ke dalam mulut.

“Bang, enak ternyata bang… Sini bang…” Yuni meraih penisku dan menjilatnya, membersihkan sisa sisa sperma yang tertinggal.
“Gimana, Yuni. Suka kan?” Tanya ku lagi. Yuni mengangguk manja masih sambil sibuk menghisap penisku.

Malam itu aku terus menikmati tubuh Yuni berkali-kali sampai pagi. Kitapun bolos kerja keesokan harinya karena badan yang terasa rontok karena permainan kami yang begitu liar. Yuni yang kalem pun berubah menjadi Yuni yang haus penis dan sperma. Tak jarang kami mencuri waktu dan tempat hanya untuk saling memuaskan diri masing-masing. Pernah juga kami melakukannya di gudang barang setelah pulang kerja dan toko sudah tidak ada orang lagi. Begitulah cerita sex hubunganku dengan Yuni. Semoga bisa bantu crot semua suhu-suhu di sini.

cerita sex ngentot, cerita sex dewasa, cerita sex tante, cerita sex tante tante, cerita sex hot, cerita sex ibu, cerita sex ibu ibu, cerita sex anak, cerita sex bergambar, cerita sex terbaru, cerita sex sedarah, cerita sex istri, cerita sex mama, cerita sex selingkuh, cerita sex abg, cerita sex perawan, cerita sex perkosa, cerita sex 2017, cerita sex gambar, cerita sex artis, cerita sex janda, cerita sex tetangga, cerita sex kakak, cerita sex bebas, cerita sex hijab

Advertisement
advertisement